Review Film



Catatan Tentang Film 
Surga Yang tak Dirindukan 








        Sebenarnya aku tuh paling males kalau disuruh Review film atau dalam bahasa Indonesianya berarti mengulas kembali isi film. Ya males aja gitu, orang gak di gaji gak di apah terus suruh nulis. mending kan nulis cerpen, terus dikirim ke media dapet duit (hehehe). Tapi berhubung karena emang lagi pengen nulis dan juga emang filmya bagus. Suka sih, emang dari Film-Film nya mas Hanung Bramantyo ini emang banyak yang bagus meski banyak juga gak nya (heheheh, Maaf ya mas hanung :-0). Tapi Film ini spesial, barangkali mungkin karena dua seri dan dua-duanya aku suka.(baca,Surga Yang Tak dirindukan yang kemudian disingkat menjadi SYTD). FYI susah lho bikin serial film yang bagus dua kali berturut-turut, ibarat kata film pertama yang laris manis di awal seri tidak menjamin ketika kita membuat seri keduanya akan mendulang kesuksesan yang sama. Well, mas hanung berhasil dengan baik membuat seri kedua di Surga yang tak dirindukan 2 ini gak kalah konflik dengan yang pertama. Dan berikut beberapa adegan yang menurutku menarik dan perlu untuk dibahas.


1. Adegan awal dan pengantar konfilk. 
    di serial pertama aku paling suka adegan pas bapak arini meninggal dunia. Bukan, bukan karena aku gak suku tuh ama orang tua bangka. Tapi emang itu pengantar konfilik yang bagus menurut aku. Pas, tiba-tiba arini dan ibunya menangis di depan jasad ayahnya tiba-tiba dengan musik syaduh dan suasana serba kelabu ( kelabu dari mananya ye, orang semuanya pakai baju hitam ). Dua orang wanita muncul dengan tiba-tiba diambang pintu, dan kemudian turut serta menanggis di depan si mayat seraya salah satu wanita itu berucap " bapakkk... " dan kemudian memeluk jasad yang sudah terbujur kaku itu. Secara Gamblang mas hanung sengaja memberitahukan bahwa " Ini lho,Konflik utama dari film ini" di tambah pernyatan arini yang memang membenci pernikahan kedua dengan bilang " Kamu, gak akan ngelakuin itu ke aku kan mas, ? ". Adegan ini kecil dan mungkin tidak begitu dilirik banyak orang, tapi fungsi adegan ini sangat besar, andai kata tuh bapaknya arini gak meininggal, dan andai kata bapaknya arini juga gak poligami. Mungkin prasetya akan dengan mudah bilang " Bunda, aku mau kawin lagi," dan kelar sudah film nya. 

Nah, untuk adegan awal aku lebih suka yang di serial keduanya. Dimana ketika Prasetya melalui jalan yang sama dan kebetulan membuat pengemudi didepannya nyugsrug persis di serial pertamanya lengkap dengan ulasan memori pras saat nolongin meirose. Nah, kalau orang jawa bilang wangsit dan pertanda mungki di sini lah mas hanung yang emang orang jawa memberi wangsit buat penonton bahwa, Pras akan menggulang jalan cerita yang sama dengan sebelumnya yang kemudian akan dijelaskan di akhir cerita. 


2. Sosok Tokoh Nadia 
    Semua ibu-ibu di jagat endonesia yang menyaksikan Film Surga yang tak dirindukan, pasti sepakat selain pengen punya Suami yang ganteng kaya prass, doi juga pasti pengen punya anak perempuan cantik dan gemes kaya nadia, (hayyoo ngaku ).. Aku yakin semua calon ayah dan bunda pasti bakal melting banget pas denger Nadia bilang " ayah " atau " bunda" . Dan segera pengen punya anak biar bisa dipanggil ayah dan bunda. Ada sebuah kharisma tersendiri saat dia menyapa ayah dan bunda nya. Ini juga terjadi pas adegan akhir saat nadia mengikuti lomba mendongeng. Hampir aja menetaskan air mataku saat dia bilang " Ayah, kenapa ayah bawa oleh-oleh peri jahat buat sabrina ? " darrrr, dan seluruh bioskop insyaf begitu juga arini saat dikalimat selanjutnya ia berkata   " Sabrina, sayang. Dia bukan peri jahat. Kitalah yang jahat. Karena tidak bisa melihat... "( kalimat selanjutnya aku lupa).

Di serial keduanya Nadia tampil tak lagi digambarkan sebagai sosok anak kecil periang yang mengemaskan, lebih dari itu ia tampil hebat sabagai anak kecil yang tegar , kuat yang sebentar lagi bundanya akan meninggal. Suka, pas adegan sosok nadia ini menangis. Entah dengan cara apa mas hanung bisa bikin gadis cilik ini memahami arti beracting dengan natural. Sempat juga ia benar-benar meneteskan air mata. Sekali lagi salutt buat mas hanung, buat nadia juga terutama. Gede nanti jadi aktis keren ya dek,, hehehe

3. Adegan Akhir dan hal yang tak terdunga. 
    Hayoo,, siapa yang kesel dan uringan-uringan sendiri pas udah pulang dari bioskop setalah abis nonton Serial keduanya Surga yang tak dirindukan. " kamprettt " " Anjirttt banget sih " " kok jadi sama dia sih, padahal kan tadi.. "  begitu kira-kira umpat banyak orang. Itulah lagi-lagi yang paling aku suka dari surga yang tak dirindukan. Selalu ada kejutan-kejutan yang tak terduga sebelumnya. inget pas akhir cerita serial pertama yang membuat akhirnya arini dengan tulus iklhas mau untuk di madu ? siapa yang menyangkah kalau akhir serail pertama akan berakhir dengan kepergian meirose meski arini sudah iklas dimadu? " tidak ada wanita yang iklas saling berbagi suami mas, yang ada kita saling berkoraban " Tsahh, tutup meirose dengan kata-kata sakti yang membuat seluruh lelaki di luar sana berfikir dua kali untuk mempunyai dua orang istri. Adegan di tutup dengan khidmat dengan saling berpamitan. ya begitu banyak sekali hal-hal yang tak terduga yang mungkin tak bisa satu-satu dijelaskan, ( hadehh alesan, padahal mah lupa). 

Well, meskipun banyak sekali pujian bukan berarti film ini sempuran tanpa cacat. Yang namanya di dunia, mana ada sih yang sempurna kecuali lagunya andra & the blackbone. Beberapa hal aneh yang aku ingat adalah, ; Saat kejadian akbar pingsan, ya disini sangat jelas banget ketahuanya. Ketika itu akbar dibawah kerumah sakit karena alergi makan coklat, setiba di rumah sakit ia langsung dipasang selang oksigen, ketika itu selang yang dikenakan akbar copot dari hidungnya, kemudian dokter datang dan slide berganti  menjadi perbincangan meirose dan dokter. pas udah balik ke slide akbar ehh selang oksigenya udah bener, hehe secara orangnya pingsan. ini juga terjadi pas dokter syarif mengejar nadia saat kabur dari rumah sakit saat tau ibunya akan meninggal. ketika masih diruang dokter ia masih mengunakan kaos biru, tapi ketika udah sampai di luar dan mengajar nadia dia sudah memakai jas putih dokter, itu akan logis ketika di awal dilihatkan adegan dokter yang mengambil jas dokternya. lalu ada yg bilang " makainya pas lagi jalan kali ". Okey mungkin itu berterimah. tapi agaknya terlalu cepat reans waktunya. Terakhir yang jadi pertanyaan ku adalah kapan meirose menukar cincin kawinnya ? itu yang membuat kita semua jadi tertipu. yah aku percaya itu mungkin disengaja agar menjaga pikiran penonton agar sejalur dengan alur yang disampaikan namun akan lebih masuk akal ketika adegan itu tetap ditampilkan, mungkin diakhir. atau juga sudah ditampilkan tapi aku gak tau. mungkin saja, karena saat terakhir tidak begitu fokus pada film tapi pada umpatan pada sutradara yang bikin filmnya jadi greget. 


Diakhir tulisan yang panjang ini aku berharap semoga akan menyusul film-film indonesia yang lebih baik lagi, tidak melulu romatis dengan pelukan dan ciuman, tidak melulu horor dengan aktrisnya yang cabul. dan aku juga berharap semoga yang belum nonton tidak spoiler atas ulasan tadi, tetap semangat menonton karena emang filmya bagus. Yang udah nonton bolehlah nonton lagi untuk mengoreksi atau membenarkan ulasanku tadi. Atau sutradaranya barangkali ingin mengkonfirmasi. dengan sangat senang hati saya bisa diajak ngobrol sambil ngopi,, hehehehe 

Selamat menyaksikan,
    

   
 
Review Film Review Film Reviewed by Sarjana Sastra on 20:40 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.