Belajar Menelaah Makna dalam Pusi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya: Chairil Anwar















Salah satu bentuk kajian yang dapat digunakan dalam menganalis puisi adalah dengan kajian semantik. Apa itu kajian semantik ?  Parera dalam bukunya Teori semantik edisi kedua (2004:44) menyatakan bahwa semantik adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna Lingusitik. Di dalam semantik sendiri terdapat beberapa macam makna diantaranya adalah ;

a.        Berdasarkan Berdasarkan jenis semantisnya dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal. Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada dalam leksem meski tanpa konteks apapun. Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang dihasilkan akibat adanya proses gramtikal. 

b.      Berdasarkan ada tau tidak adanya referent yang dituju dibagi menjadi makna refernsional dan makna non referensional. Sebuah kata atau laksem dianggap memiliki makna refensial jika terdapat acuan atau refensinya. Kata seperti meja, kursi dan sepatu merupakan contoh kata yang memiliki makna refernsial karena ada acuan dalam dunia nyata. Sedangkan kata meskipun, walaupun, dan sehinnga merupakan contoh kata yang tidak memiliki refernsial di dunia nyata.

c.       Berdasarkan ada atau tidaknya konteks didalamnya dibagi menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Kata atau leksem dikatakan sebagai memiliki makna asosoatif jika dalam kata atau leksem tersebut terdapat hubungan kata itu dengan sesuatu yang lain. Misalnya melati dengan suci,  merah dengan kata berani dll.

d.      Berdasarkan penggunannya dikenal dengan makna kata dan makna istilah. Penggunaan makna makna kata bersifat umum dan penggunan makna istilah bisanya hanya dipakai dalam suatu bidang tertentu. Misalnya dalam bidang ekonomi dikenal makna istilah debit dan kredit.

e.       Makna Idiom dan Makna Pribahasa

f.       Berdasarkan ada dan tidaknya nilai rasa dibedakan menjadi makna konotatif dan denotatif. Makna denotatif adalah makna yang sesunguhnya artinya makna tersebut sesuai dengan makna aslinya dalam kamus. Beberapa pendapat menyatakan bahwa makna denotatif disamaartikan dengan pengertian makna Leksiakal. Sedangkan Makna konotaif adalah makna yang tidak sesuai dengan kenyataanya. Misalnya penyebutan untuk kata kupu-kupu malam untuk perempuan pekerja seks komersil.

Nah, setelah kita tahu beberapa makna kata barusan. Mari kita coba mencari tahu makna konotatif yang timbul dari setiap larik dan bait puisi pada puisi “Senja di Pelabuhan Kecil.” Karya Chairil Anwar.

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang, serta temali.

Mari kita fokuskan perhatian kita pada kata gudang, rumah tua, pada cerita tiang, dan temali.
Gudang       : Tempat penyimpanan barang yang sudai tidak terpakai lagi.
Rumah Tua : Rumah yang sudah tidak dihuni lagi pemiliknya, sudah ditinggal pergi pemiliknya.
Cerita Tiang : Dalam banyak hal tiang selalu dipakai untuk mengambarkan sesuatu yang tunggal, kesendirian dan kesepian.
Temali          : Sifat yang identik dengan temali adalah mengikat dan bisa juga bisa putus.
Dari keempat benda inilah kita bisa sedikit mendapatkan gambaran perasaan penulis yang sanggat merasa kesepian, sendiri, sunyi karena telah ditinggal pergi kekasihnya.

….kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercayaimu berpaut.

            Rasa kesedian itu kemudian membuat sang penulis tak ubahnya seperti sebuah kapal dan perahu yang tidak berlaut. Yaitu sebuah benda yang kehilangan fungsinya sebagai kapal dan perahu yang memang digunakan untuk melaut. Begitulah mungkin sang penulis mengambarkan dirinya yang juga kehilangan fungsi dan jati dirinya sebagai manusia karena ditinggal pergi kekasihnya.  
           
            Gerimis mempercepat kelam. ada juga kelepak elang
            menyingung muram, desir hari lari berenang
            menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
            dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

            Kata-kata seperti Gerimis mempercepat kelam, kelepak elang dan muram.  Sengaja diplih penulis untuk mengambarkan kesedian yang begitu mendalam. Kelepak elang dalam beberapa cerita selalu menjadi pertanda akan adanya sebuah bahaya dan kesedian yang akan datang. Kesedihan yang begitu mendalam ini kemudian membuat sang penulis seperti tanah yang tidur dan air yang kehilangan ombak.
            Tanah Tidur : Dalam ilmu geografi dapat kita ketahui bahwa tanah atau bumi selalu bergerak di bawah permukaan. Tanah tidak akan berhenti bergerak apa lagi tidur. Tidur dalam konteks puisi ini berarti berhenti sejenak.
            Air hilang ombak : air dalam lautan juga selalu bergerak yang disebut dengan ombak.
            Dua kata ini berkaitan dengan kata sebelumnya yaitu tidak bergerak penyair memposisikan dirinya dalam kedaan yang tidak begerak, seperti tanah yang tidur dan air yang tidak bergerak karena kehilangan ombak. Artinya penyair dalam keadaan yang tidak bergerak yang benar-benar tidak bergerak atau bisa disebut juga dengan mati.

            Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
            menyisir semenanjung, masih tetap penggap harap
            Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat
            jalan dari pantai keempat, sedu pengharapan
            bias terdekap.

Dalam bait terakhir ini penyair mengucapkan salam perpisahan kepada sang kekasih. Dari bait ini mungkin juga disimpulan bahwa sang kekasih adalah orang keempat yang pernah berlabuh di hati yang penyair dengan menyebutkan kata pantai keempat.


Nah, itulah beberapa kata atau kalimat yang dapat menimbulkan makan konotatif dalam puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya Chairil Anwar. Adakah yang dapat menemukan makna konotatif lainya dalam puisi tersebut? Kalian dapat menemukannya dan menganalisis sendiri seperti dalam contoh di atas. 
Belajar Menelaah Makna dalam Pusi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya: Chairil Anwar Belajar Menelaah Makna dalam Pusi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya: Chairil Anwar Reviewed by Sarjana Sastra on 19:10 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.