Analisis Puisi | Malam Lebaran
Analisis Puisi ‘Malam Lebaran’
Karya Sitor Situmorang
Menggunakan Pendekatan Hermeneutik
Lebaran (Idulfitri)
adalah salah satu momen spesial yang banyak dinanti para muslim di seluruh
dunia. Hari kemenangan bagi umat islam setelah satu bulan lamanya mereka
berpuasa. Momen istimewa ini ternyata banyak menginspirasi para penyair untuk
menciptakan karya. Terkhusus puisi, barangkali puisi Malam Lebaran karya
Sitor Situmorang cukup mudah diingat sebagai salah satu puisi yang mengusung
tema lebaran. Puisi ini sempat menjadi kontroversi di kalangan pengamat puisi sebab
lariknya yang hanya satu baris yang membuat pemaknaan puisi ini menjadi multitafsir dan membingunggkan.
Oleh sebab itu, untuk memahami isi dan makna yang terkandung dalam puisi ini
tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan objektif saja.
Salah satu pendekatan yang bisa dijadikan alternatif utuk
menganalisis suatu karya adalah pendekatan hermenuetik. Hermeneutik berasal
dari bahasa yunani ‘hermeutike’ yang dapat diartikan sebagai ‘menafsirkan’
atau‘intrepetasi’. Menurut Teew (1984:96), “Hermeneutik adalah ilmu atau
keahlian mengintrepetasi karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih
luas menurut maksudnya.” Ricoucer (dalam Endraswara, 2008:42) menambahkan
“Hermeneutik berusaha memahami makna sastra di balik stuktur.” Dengan kata lain
hermeneutik lahir dalam upaya menemukan makna tersembuyi atau sengaja
disembunyikan oleh pengarang yang dapat menimbulkan banyak imajinasi.
Hermeneutik juga
erat kaitannya dengan kajian semiotik, utamanya pada bagian pencarian sistem
tanda sebagai salah satu usaha pencarian makna. Pradopo (2005:20) membagi
sistem tanda menjadi tiga bagian yaitu ;(1) Ikon adalah tanda yang menunjukkan
adanya hubungan yang bersifat alami, (2) Indeks adalah tanda yang menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat dan, (3) Simbol adalah tanda yang menunjukkan
tidak ada hubungan alamia antara penanda dan pertandanya. Karena tidak ada
hubungan alami antara sistem penanda dan petandanya maka perlu dilakukan
pengintrepetasian untuk menemukan makna yang terkandung dalam sebuah karya. Di
sinilah hubungan antara hermeneutik dan semiotik muncul. Simbol yang sudah
ditemukan dapat digunakan untuk membantu dalam pengintrepetasian makna.
Untuk bisa lebih memahaminya, mari kita perhatikan puisi Malam
Lebaran karya Sitor Situmorang berikut ;
Malam Lebaran
Bulan di atas
Kuburan
Puisi ini hanya terdiri dari satu baris dengan jumlah keseluruhan 4
kata yaitu; malam lebaran,bulan,kuburan dan konjungi
penunjuk preposisi di atas. Karena hanya memiliki tiga kata, besar
kemungkinan ketiganya merupakan simbol yang sengaja dipakai pengarang untuk
mengambarkan seluru isi puisi. Untuk lebih memahami makna yang terkandung di
dalamya kita perlu membahas satu persatu kata yang digunakan sebagai simbol
serta hubungannya dengan makna yang dimaskud penggarang.
Frasa Malam Lebaran mempunyai makna konotasi malam sebelum
hari raya tiba yang akan jatuh pada esok harinya. Dalam kepercayaan agama islam
malam lebaran merupakan malam yang istimewa sebab pada malam itu manusia
kembali menjadi fitrah dan bersih dari dosa-dosa. Semua kebahagian bertumpah
ruah sebab besok adalah hari kemenangan bagi mereka yang menjalankan. Sebagai
imbalan atas ketaatan itu Tuhan menghapus semua dosa-dosa mereka seperti bayi
yang baru lahir ke dunia. Pada puisi ini frasa malam lebaran digunakan sebagai
penanda waktu, yaitu waktu saat malam lebaran. Atau juga bisa digunakan sebagai
penanda suasana yaitu suasana gembira yang luar biasa.
Penggunaan kata Bulan dalam puisi ini jelas merupakan
simbol, sebab pada malam lebaran biasanya bulan masih belum nampak (bulan
baru). Pada saat itu bulan tidak bisa dilihat dengan mata kosong, apalagi di atas
kuburan. Penggunaan kata bulan lebih dimaksudkan sebagai bentuk penerang,petunjuk,
suatu ilham atau hidayah dari Sang Pencipta untuk pengarang. Pengarang seolah
ingin mengambarkan bahwa ia baru saja mendapatkan petunjuk dan penerang secerah
sinar bulan. Terkait petunjuk, penerang dan pencerahan yang didapatkan
penggarang kemudian dapat kita temukan pada kalimat berikutnya yakni di atas
kuburan.
Kuburan kerap kali
digunakan untuk mengambarkan tempat yang sepi dan sunyi. Dalam puisi ini pengarang seakan ingin mengambarkan
suasana hatinya yang sepi di tengah ingar bingar malam lebaran. Kuburan juga identik
dengan kematian, yaitu proses berpulangnya seorang hamba kepada tuhannya.
Penggarang seolah diingatkan kembali tentang kematian yang bisa menimpa siapa
saja dan kapan saja, termasuk saat malam lebaran. Hal ini membuat malam lebaran
yang seharusnya ramai mendadak menjadi sepi dan sunyi bagi pengarang.
Dari ketiga simbol di atas dapat memunculkan makna hermeneutik pada
puisi Malam Lebaran yaitu ; tentang seseorang yang baru saja mendapatkan
petunjuk, pencerahan, hidayah atau ilham di saat malam lebaran. Sebuah
pencerahan yang menggugah hati pengarang sehingga ia mengambarkannya secerah sinar
bulan. Namun, justru hal ini membuat hati penggarang menjadi sepi dan sunyi seseat
karena mengingat tentang kematian.
Analisis Puisi | Malam Lebaran
Reviewed by Sarjana Sastra
on
18:29
Rating:
No comments: