Haji Kolot ; Sebuah Renungan tentang Sholat Subuh







         Seorang jamaah pria terlihat tergopoh-gopoh meningalkan masjid. Padahal hari itu sholat shubuh berjamah di masjid Al-Makmur belum juga dimulai. Disusul kemudian para ibu-ibu yang sudah bermukena rapi melangkah terburu-buru, menjinjing sandal mereka melewati tempat wudhu pria. Ketika orang yang mereka cari tak nampak, bak pelari sprint professional mereka mengambil tolakan sempurna dan kemudian melesat jauh hilang dari pandangan mata. Saat kumandang iqomah dilantunkan, barulah keganjilan itu nampak. Shaft jamaah sholat shubuh di masjid Al-Makmur yang biasanya hampir selalu penuh hari itu hanya tersisa dua baris saja. Baris pertama banyak diisi kawanan bekas veteran perang, sedangkan baris kedua diisi oleh takmir masjid yang kebutalan hari itu kedapatan bertugas. Seorang jamaah yang bukan takmir dan juga bukan bekas veteran perang dapat merasakan keganjilan yang sama. Ia kemudian berbisik lirih pada jamaah di sampingnya.
     “Eh, hari apa sih ini ?”
     “Kamis, Bego !” Ujar yang lainnya kesal. Nampak ada semburat memori yang kemudian merujuk pada sebuah peristiwa entah itu apa, yang jelas semburat memori itu membuat seluruh muka laki-laki yang tadi bertanya mendadak memerah. _ dan dengan mulut mengangah juga gerakan refleks menupuk jidad sempurna ia berkata.
   “Ah, gue lupa lagi. Mending gue shalat di rumah aja dahh “ Ujar laki-laki itu tampak sangat menyesali kebodohannya. Ia berencana meningalkan sholat shubuh berjamaah yang katanya bahkan seluruh dunia beserta isinya tak akan sebanding dengan ganjaran orang yang melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. Tapi apa daya, ia tak akan mau menyesal kedua kalinya hanya kerena ikut-ikutan sholat berjamah. Ia kemudian terlihat mengambil ancang-ancang, memutar badan dan kemudian.. tsaahhh…
   “Telat !! Noh, Haji kolot udah ngeliatin lu !” Seorang jamaah memeganggi pundak laki-laki tersebut dan mecegahnya melakukan perbuatan yang amat tercela itu. Sembari mengimbau agar meluruskan shaf sholat, Imam sholat subuh dari tempatnya berdiri memandangi dua jamaah tadi dengan tatapan tajam mengancam. Laki-laki itu sekali lagi tak dapat bekutik dan kali ini ia harus tunduk dan patuh mengikuti gerakan imam sampai salam rakaat terakhir terdengar.
Haji Kolot ; Sebuah Renungan tentang Sholat Subuh Haji Kolot ; Sebuah Renungan tentang Sholat Subuh Reviewed by Sarjana Sastra on 23:53 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.